Selasa, 22 Juli 2008
MENGAMBIL KEPUTUSAN PENTING
Perjalanan yang paling utama yang harus dilakukan manusia adalah perjalanan di dalam diri.
=||=
Alkisah di sebuah kolam, air sedang surut.
Sebenarnya, kolam itu sudah dangkal selama beberapa waktu. Hanya saja, kebanyakan penghuninya tidak mempermasalahkannya karena memang begitulah adanya selama ini.
Contohnya, kura-kura sudah sangat senang jika air yang ada cukup bagi mereka untuk merenangi kolam. Bahkan , mereka suka menyembulkan tempurung dibawah teriknya sinar matahari pada permukaan air.
Kondisi itu juga menyenangkan bagi bangau. Kolam yang dangkal itu memudahkan mereka untuk mencari sesuatu yang lezat.
Ikan pun juga tidak mengeluh. Semakin dekat ke permukaan, berarti semakin mudah menyambar makanan yang terapung.
Sesungguhnya, para penghuni kolam itu cukup puas ada cukup kesenangan di sana. Tidak pernah ada gerutuan atau keluh kesah. Kebanyakan dari mereka menjalani hari yang biasa-biasa saja dalam kehidupan yang biasa-biasa saja, tanpa diwarnai terlalu banyak kemurungan.
Tetapi tidak semua.
“Ijo” adalah seekor katak. Namun lebih dari itu, ia seekor katak dengan garis keturunan yang bisa dibanggakan, walaupun ia tidak ingat sama sekali. Ia hidup sendiri di kolam itu sejak masih jadi kecebong.
Tetapi setelah umurnya bertambah dan ia hanya bisa melompat, tidak ada lagi yang membuatnya senang. Ijo adalah pelompat yang sangat berbakat, yang bisa melompat paling jauh.
Dengan sekali jejak, Ijo dapat melompat sejauh sembilan kaki tiga inci – sebuah rekor yang belum terkalahkan di kalangan para katak. Bakat Ijo demikian mengagumkan sehingga semua penghuni kolam akan menghentikan segenap aktivitas mereka hanya untuk menyaksikan saat Ijo melompat. Mereka merasa terhormat bisa menyaksikan sesuatu yang mengagumkan seperti itu.
Ijo tidak pernah menghiraukan kekaguman mereka. Yang ia ketahui hanyalah bahwa dulu melompat dengan jarak jauh itu luar biasa menyenangkan, namun sekarang, yang paling menyedihkan, rasanya tidak ada lagi lompatan yang bagus di kolam. Apalagi dengan kondisi air yang tinggal sedikit itu.
Pada intinya, untuk menjalani hidup yang penuh berkah, manusia harus memiliki dua hal. Pertama, manusia harus memiliki hasrat yang kuat untuk hidup dengan segenap potensi dirinya. Kedua, manusia harus memiliki keinginan dan kesediaan untuk menjalaninya setiap hari.
“Ijo” memiliki keduanya. Yang tidak “Ijo” miliki hanyalah air, dan ia sangat membutuhkan air untuk bisa melompat ke kolam.
“Ijo” mengangkat bahu dan menghela nafas. Ia merindukan keleluasan dan kedalaman dari air kolam yang tadinya tidak dangkal itu. Ia pernah menikmati kegembiraan sebagaimana halnya suasana damai dan aroma melenakan dari bunga teratai serta bakung yang tengah mekar, yang biasanya menyelimuti permukaan air. Sehingga dia mulai berfikir untuk meninggalkan lingkungan tercintanya, untuk menggapai sesuatu yang lebih baik.
Kelebihan manusia daripada si Ijo adalah akal. Dengan dua modal diatas ditambah dengan akal yang sehat seharusnya manusia dapat melakukan dan memilih jalan yang terbaik untuk membuat keputusan.
Perubahan-perubahan yang besar selalu mengelisahkan. Manakala perubahan terjadi, perubahan itu dapat memicu semacam ketakutan yang menciutkan nyali sekalipun pada orang yang punya percaya diri tinggi. Perubahan itu dapat menciptakan kebingungan, keraguan, kemarahan, kecemasan dan keputusasaan. Rasa takut akan perubahan bisa mencengkeram manusia dengan kekuatan yang begitu besar, rasa takut dapat melumpuhkan diri manusia yang rapuh.
Manusia harus mampu mengambil keputusan untuk meninggalkan masa lalu, berani menghadapi masa depan, dan mampu melahirkan gagasan besar yang baru tentang hidupnya.……….menggunakan seluruh potensinya.
“Sangat berat untuk menghadapi perubahan manakala ketakutan bersembunyi dalam diri”
Label:
Learning to Motivation