Selasa, 22 Juli 2008
MEMOTONG 1 INCHI
Ini adalah kisah seorang anak muda bernama A Wang. Pada malam tahun baru, ia membeli celana panjang. Ketika dicoba ternyata celananya sedikit kepanjangan sehingga kelihatan tidak rapi. A Wang menemui ibunya dan berkata, “Ibu, kalau ada waktu, tolong pendekkan celana ini sebanyak satu inchi ya.” Setelah berkata demikian, ia pergi keluar.
Di depan pintu, ia bertemu dengan kakak perempuannya yang baru pulang dari pasar. A Wang berpikir, ibunya nampak sedang repot. Jangan-jangan nanti lupa atau tidak sempat memendekkan celananya. Maka A Wang berkata kepada kakaknya, “Kak, bila sempat, tolong pendekkan celana baru saya sebanyak satu inchi.” Setelah itu baru A Wang meninggalkan rumah dengan mengendarai mobilnya.
Di tengah perjalanan, ia menerima telepon dari adik perempuannya. Setelah mengobrol sebentar, A Wang teringat dengan celana barunya dan khawatir jangan-jangan kakaknya juga lupa memendekkannya. Maka melalui telepon genggamnya, ia berkata kepada sang adik, “Saya baru membeli sebuah celana yang terlalu panjang, tolong dipendekkan satu inchi. Jangan lupa yah?”
Malam hari, A Wang pulang ke rumah untuk bersiap-siap pergi lagi ke pesta tahun baru. Ia bergegas mengambil celana panjangnya untuk melihat apakah sudah siap untuk dipakai. Ya…..ampun! Ternyata celana panjang barunya terpotong sebanyak 3 INCHI sehingga kini terlalu pendek! Rupanya, ibu, kakak dan adiknya masing-masing memendekkan celana itu sebanyak satu inchi, sesuai permintaannya.
Seorang pemimpin harus sepenuhnya mengembangkan tujuh cara kepemimpinan, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Keserasian, (3) Komunikasi, (4) Kerjasama, (5) Pelaksanaan, (6) Penugasan dan (7) koreksi.
Memberi pekerjaan harus didahului dengan pemberitahuan yang jelas, supaya yang menerimanya mengerti tugasnya. Pastikan bahwa setiap karyawan mengerti tugasnya masing-masing dan sepenuhnya bekerja sama untuk mengembangkan semangat tim.
Sebaliknya, pengaturan yang tidak jelas dan cara kepemimpinan yang “mengingatkan bila melihat orang dan berharap ada orang yang mau melaksanakan”, tidak saja menghamburkan waktu dan semangat, tetapi juga tidak efisien, dan akan merusak seluruh pekerjaan.
Bertanggungjawablah atas kelakuan, perkataan dan tindakanmu,
jangan pernah menggunakan alasan ‘bukan salahku’,
inilah kualitas yang sangat dibutuhkan oleh seseorang di abad ke 21 ini
::
Label:
Learning to Motivation