Selasa, 22 Juli 2008

MAMPU MENGEMUDI?

Alkisah, seorang pembalap terkemuka baru menyadari bahwa dirinya tidak memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi). Ironis, ia telah merebut gelar juara balap mobil nasional selama beberapa tahun berturut-turut, namun ia tidak dapat mengemudi di jalan raya hanya karena tidak punya SIM. Mengingat pentingnya SIM, pergilah pembalap kita ini ke kantor polisi untuk mengurus SIM. Sesuai peraturan yang berlaku, sang pembalap juga harus mengikuti serangkaian tes tertulis dan praktek. Tes praktek yang berlaku di negara tempat tinggal pembalap ini meliputi tes mengemudi di jalan raya, berkeliling kota. Sang pembalap menjalani tes praktek ini dengan penuh rasa percaya diri, yakin akan lulus. Hei, bukankah dia sang pembalap terkenal? Di luar dugaannya, setelah tes berakhir, petugas polisi yang mengujinya malah menggelengkan kepala. “Maaf, Anda tidak lulus,” kata si petugas. “Apa?! Saya adalah sang juara nasional balap mobil! Bagaimana mungkin saya tidak lulus ujian SIM?!” teriak sang pembalap dengan gusar. “Tuan,” kata petugas polisi dengan sabar, “Masalahnya, Anda tidak pernah melakukan prosedur standar mengemudi di jalan raya, yaitu berhenti dan menoleh ke kanan - kiri sebelum berbelok di perempatan! Bagaimana mungkin Anda bisa lulus dengan cara mengemudi seperti itu?” Pengalaman masa lalu adalah pengalaman yang berharga dalam hidup, tetapi saat kita menjalani sebuah usaha baru, pandangan dan cara kerja sebelumnya, belum tentu dapat diterapkan seperti apa adanya, karena dalam sebuah usaha yang baru, terdapat prinsip dan peraturan permainan yang baru. Oleh karena itu, kadang kala kita harus melepaskan pengalaman yang lama, mengosongkan pikiran dan dengan rendah hati belajar dari awal. Dengan demikian, kita akan mendapatkan hasil yang maksimal. Jika ingin sukses, Anda harus menempuh jalur baru bukannya bepergian lewat jalur yang pernah dipakai untuk mencapai sukses sebelumnya.